Komposisi dan Agama
Sebuah karya terasa indah karena adanya komposisi yang
tepat. Lukisan, foto, lagu, tari, musik... semuanya perlu ditata untuk
menghasilkan keindahan. Misalnya di dalam lagu kita mengenal intro, bait,
reffrein, interlude, coda, dan lain-lain... Tugas dari komposer adalah mengatur
dan menata bahan-bahan tadi menjadi sajian yang tepat dan menarik. Kompisisi dalam
dunia seni memang ada rumus-rumusnya. Seni rupa misalnya, yang mengenal
komposisi rule of third, simetris, pengulangan, pembingkaian, dan lain
sebagainya... Tapi rumus itu tidak menentukan benar atau salahnya sebuah karya.
Karya seni tidak ada yang benar atau salah. Rumus-rumus tadi berguna untuk membantu
menciptakan keindahan. Rumus itu bukan dogma yang mati, tapi hanyalah jembatan
untuk menciptakan keindahan.
Di dalam agamapun diperlukan komposisi ataupun penataan. Manusia
yang beribadah kepada Tuhan dan hidup bersama sesamanya, memang perlu ditata
untuk mencapai keindahan dan keharmonisan. Untuk mencapai tujuan itulah, makan
dimunculkanlah dogma, aturan, ataupun fatwa. Salah satu kegagalan manusia
adalah kemudian menjadikan dogma ataupun fatwa tadi bukan lagi sebatas jalan,
tapi sudah dijadikan tujuan. Ini berbahaya! Ketika dogma ataupun fatwa dijadikan
tujuan, maka yang tercipta bukanlah keindahan
tapi kekakuan. Bukanlah damai sejahtera tetapi ketakutan. Yesus dalam kehidupannya
sangat menentang dogma yang sangat kaku dari ajaran Yahudi. Yang paling
terkenal adalah bagaimana Yesus memaknai ulang hari Sabat, hari yang
dikuduskan, bukan dengan tidak melakukan apa-apa selain ibadah tetapi dengan
berbagi kasih kepada yang membutuhkan. Ketika dogma ataupun fatwa dijadikan
tujuan, akhirnya yang muncul adalah saling mencari kesalahan bukannya menggali
kebenaran.
Keindahan agama tercipta bukan karena dogma ataupun fatwa
yang diagung-agungkan. Dogma atapun fatwa adalah rumus-rumus sebagai jembatan
menuju keindahan. Ada kalanya memang keluar dari dogma ataupu fatwa, demi
tercapainya keindahan. Seperti halnya lukisan abstrak di mana di dalamnya sama
sekali tidak ada rumus-rumus komposisi.... tetapi bisa terlihat indah dan
menarik. Ada kalanya agama melepaskan diri dari hukum-hukumnya yang mengekang,
untuk menyemaikan damai sejahtera.
Komentar
Posting Komentar