KENANGAN
Mengenang seseorang yang sudah meninggal itu nikmat.
Kenangan itu sungguh liar tapi tidak bebal.
Semua muncul kembali tetapi hanya yang baik, positif dan mengagumkan
Yang tidak baik, menjengkelkan, negatif tidak ada dalam kenangan.
Maka ketika Wedhus kembali ke asal-mula-jadi
Kawan-kawannya sekolah atau sesama pendeta mengenang kebaikan dia saja sehingga yang mengalir deras hanya puja dan puji
Banyak yang menangis dan muncul dalam ingatan di tengah tangis mereka itu gambar wedhus berkata atau bergerak yang mengagumkan mengundang perhatian hati.
Kalau pun ada yang mengenang wedhus ketika sedang berkotbah tiba-tiba misuh "asu" karena catatan kotbahnya terbang terhembus angin, itu pun menjadi kenangan suci
Bukan pisuhan atau kekotoran yang diingat tetapi perasaan geli
Wedhus membuat peristiwa lucu dan bukan wagu
Entah sengaja atau di luar kehendaknya itu terjadi
Dalam kenangan wedhus menjadi sangat istimewa
Ketika seseorang masih hidup di dunia
Semua dianggap hanya biasa
Ada juga yang menjengkelkan dan ada juga yang mengagumkan
Manusia memang tidak lengkap sempurna
Wedhus juga demikian halnya
Kalau seseorang itu mempunyai ide gila
Tidak satu pun orang mendukung meskipun ide gila itu sungguh suci dan mulia
Hanya setelah si empunya ide gila meninggal orang justru mengingat dan mengagumi ide gila itu
Contoh paling nyata
Yaaaaa berbagai ide gila Gus Dur punya
Membubarkan DPR salah satunya
Tidak ada yang mendukung ide gila yang sesungguhnya brilian luar biasa
Hingga sekarang pun DPR meraja lela sebagai lembaga yang terisi orang-orang tercela
Saya memang tidak tahu adakah wedus mempunyai ide gila
Saya dekat tetapi tidak sangat erat dengan wedus
Yang masih kuingat wedus pernah kesulitan dana
Dan sebagai petinggi sinode waktu itu saya ikut coba membantu dengan memberikan tempat untuk wiyata bakti
Supaya ada rejeki
Kalau akhirnya dipanggil sebagai calon pendeta itu urusan gereja itu dengan wedus sendiri
Sejak itu serasa wedus itu anakku
Memang juga runtang runtung mungkin malah gulang gulung dengan Kasan anakku
Setidaknya ada omongan wedus yang diingat dan dicatat Nickonugroho
Di tahun 2013 wedus pernah ngomong
"mosok uwong ngerti kowe pendhita saka klambimu, sepatumu, jubahmu….? Kudune saka tembungmu, pikiranmu, anamu"
Omongan ini ber-nas
Mungkin yang mendengarkan banyak yang tidak menggagas blas
Masuk telinga kanan lewat telinga kiri lalu amblas
Hingga sekarang pun kalau pendeta berkumpul yang diomongkan mobil barunya
Kali lain ngomongkan tebal atau tipis amplop yang diterima
Yungalah
Omongan wedus itu meskipun bagus dan enak didengar tetapi hanya menjadi bahan tertawa
Di kenang setelah wedus meninggal dunia
Namun tetap saja tidak dijalankan oleh para pendeta
Lalu dimana pikiran, tembung dan ana-ne para pendeta itu?
Sepi malam, sepi siang menemani Ester yang pilu
Tapi dunia berjalan lagi seperti kemarin dan dulu
Hari-hari ini Wedus dikenang
Tapi kemudian juga dilupakan
Terlebih omongannya meskipun istimewa
Pikatan keduniaan dunia memang sangat kuat
Pendeta pun lupa apa hakikat pendeta
Ki Atma
Komentar
Posting Komentar